Rabu, 09 Januari 2013

TEORI PERKEMBANGAN PERSEPTUAL GIBSON


Oleh Kelompok 6:

1.      Tusiyati                     (11144600145)
2.      Rohmah Nurhayati (11144600143)
3.      Tataq Wedaringtyas(11144600144)
4.      Heni Pratiwi             (11144600142)



A.    Riwayat Hidup Gibson

Elanor Jack Gibson, lahir di Pearia, Illinois, Amerika Serikat pada 7 Desember 1910. Ia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Universitas Yale dan menerima gelar Ph.D. pada tahun 1938, kemudian menghabiskan sebagian besar waktunya sebagai pengajar di Universitas Cornel, New York. Terakhir ia pindah ke Universitas Middlebury dan mengajar disana hingga pensiun pada tahun 1980.
Gibson adalah ahli psikologi perkembangan yang telah mencurahkan seluruh perhatiannya pada penilitian selama hampir enam puluh tahun. Fokus utama penelitiannya adalah perkembangan perseptual pada bayi. Ia terkenal dengan teorinya yang mengatakan bahwa kita menerima rangsangan ketika kita dapat mengenal ciri-ciri spesifik rangsangan tersebut.Ia adalah istri dari psikolog James Jerome Gibson yang merupakan psikolog terpenting selama abad ke-20 dalam bidang persepsi visual.Jadi, dapat dikatakan Elanor Jack Gibson meneruskan teori perkembangan perseptual suaminya. Ia meninggal Coloumbia, California, Amerika Serikat pada 30 Desember 2002.


B.     Pengertian Perseptual

Persepsi merupakan fungsi dan cara seseorang memandang sesuatu. Menurut Gibson, persepsi adalah kemampuan seseorang dalam menggambarkan rangsangan atau obyek psikologis seperti gagasan, kejadian atau situasi tertentu yang ditangkap melalui panca indranya (melihat, mendengar, merasakan, meraba dan mencium) secara terpisah-pisah atau serentak sehingga didapatkan gambaran yang jelas atau respon seseorang tentang rangsangan yang diterimanya dan menjadi dasar perilaku seseorang.Hal ini dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus atau rangsangan menggerakkan indera. Jadi, segala sesuatu yang mempengaruhi persepsi seseorang maka akan mempengaruhi pula perilaku yang dipilihnya.
Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif, orang telah menentukan apa yang telah akan diperhatikan. Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan tak akan memperoleh makna darri apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengaaman yang lalu, dan dikemudian hari akan diingat kembali.
Kesadaran juga mempengaruhi persepsi, bila kita dalam keadaan bahagia, maka pemandangan yang kita lihat akan sangat indah sekali. Tetapi sebaliknya, jika kita dalam keadaan murung, pemandangan yang indah yang kita lihat mungkin akan membuat kita merasa bosan, ingatan akan berperan juga dalam persepsi. Indra kita akan secara teratur akan menyimpan data yang kita terima, dalam rangka memberi arti. Orang cenderung terus- menerus untuk membanding-bandingkan penglihatan, suara dan penginderaan yang lainnya dengan ingatan pengalaman lalu yang mirip. Proses informasi juga mempunyai peran dala persepsi. Bahasa jelas dapat memengaruhi kognisi kita, memberika bentuk secara tidak langsung seorang mempersepsi dunianya.
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalamanyangadadankemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.



C.    Perkembangan Perseptual

      Perkembangan perseptual merupakan suatu ketrampilan yang dipelajari, maka proses pengajaran dapat memberikan dampak langsung terhadap kecakapan perseptual. Namun perkembangan perseptual individu juga dipengaruhi faktor hereditas (keturunan) dan lingkungan.
Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami yakni:
1.      Sensasi
Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Sensasi berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Maka dari itu, dalam sensasi terjadi deteksi informasi secara indrawi.
Misalnya, sensasi pengelihatan mendapatkan informasi berupa gambar yang kemudian diteruskan ke syaraf penglihatan.


2.      Persepsi
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
Misalnya, seorang anak yang mendapatkan informasi gambar lewat mata menjadi tahu kalu itu gambar binatang
3.      Atensi
Atensi mengacu kepada kemampuan untuk memilih atau menyaring persepsi. Dengan atensi, kesadaran seseorang bisa hanya tertuju pada satu objek dengan mengabaikan objek-objek lainnya.
Misalnya, karena anak tersebut melihat gambar binatang maka dia tidak melihat gambar yang lainnya dan hanya tertuju dengan satu objek.
Gibson (1990) mengemukakan ada serangkaian fase dalam perkembangan perseptual selama masa infancy (masa pertumbuhan). Fase ini bukan merupakan fase yang kaku karena fase-fase tersebut saling tumpang tindih dalam waktu dan situasi. Pada setiap fase ini, anak menggunakan kemampuan-kemampuan motor yang telah dimilikinya untuk mengeksplorasi lingkungan.
Dilihat dari keragaman indra penerima informasi, persepsi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.      Persepsi Visual
Persepsi visual adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan. Persepsi ini sangat mengutamakan peran indra penglihatan (mata) dalam proses perseptualnya. Dengan demikian proses perkembanganya tergantung pada fungsi indra mata.
Akomodasi adalah proses penyesuaian bentuk lensa mata terhadap objek yang dilihat sesuai dengan jarak yang penglihatanya. Bayi menunjukan respon akomodasi yang akurat pada usia 5-6 bulan.
Dilihat dari dimensinya, ada 6 jenis persepsi visual yang dapat dibedakan yakni:
b.      Persepsi Konstanitas Ukuran
Merupakan kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan mekipun jaraknya bervariasi. Secara lebih kompleks persepsi ini juga merupakan kemampuan untuk menimbangsecara ukuran objek yang berbeda dengan jarak pandang yang bervariasi pula. Misalnya, anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak.
c.       Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Persepsi ini meningkat pada usia 4-8 tahun.Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar anak.
Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.
1)      Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya. Persepsi ini meningkat cepat pada anak usia 9 tahun.
2)      Persepsi Kedalaman
Merupakan kemampuan individu untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek. Perkembangannya dari bayi berumur 6 bulan dan mencapai kematangan pada 10 tahun.
Misalnya ketika Gibson mengembangkan suatu alat tes yang disebut Visual Cliff. Visual Cliff adalah instrumen untuk mengetes apakah “persepsi kedalaman” (depth perception) menjadi sifat yang melekat di dalam diri seorang bayi atau binatang. Caranya dengan menghadapkan bayi atau anak binatang pada satu situasi yang harus dilalui dengan merangkak ke arah pembuat eksperimen melewati satu lembar gelas kaca yang berat yang menjembatani satu jurang terjal atau jalan menurun tajam sekali. Apabila peresepsi kedalaman (depth perception) melekat pada bayi atau binatang tadi, subjek akan menolak melintasi gelas kaca tadi. Bila persepsi kedalaman itu belum melekat pada anak atau binatang percobaan itu maka tanpa ragu ia melintasi jurang terjal itu. Dalam percobaan Gibson, ia menyimpulkan bahwa 90% anak yang berumur 6 tahun ke atas tidak merangkak melewati jurang terjal itu. Indikasinya bahwa anak-anak pada umur 6 tahun ke atas sudah memiliki kemampuan persepsi kedalaman (depth perception).
3)      Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal dan mengukur dimensi ruang.
4)      Persepsi Gerakan
Persepsi gerakan melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan objek oleh mata.
5)      Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga.
Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu:
a)      Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber suara.
Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri, kalau di langit-langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut.
b)      Persepsi Perbedaan
Misalnya anak bisa membedakan suara ibunya, ayahnya, ataupun hal-hal lain di sekitarnya.
c)      Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan.
Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas.


D.    Tahapan Perkembangan Perseptual

Secara umum, ada 3 (tiga) tahap perkembangan perseptual pada masa infancy (masa pertumbuhan) (Gibson, 1990), yaitu :
a.       Tahap Pertama (awal kelahiran – 4 bulan)
Bayi telah mampu mengendalikan kepala dan seluruh badannya sehingga bayi akan dapat mengarahkan penglihatan dan pendengarannya kepada objek-objek yang dijumpai.
b.      Tahap kedua (4 bulan – 7 bulan)
Pada tahap ini bayi telah mampu mengendalikan lengan dan tangannya, sehingga bayi dapat menjangkau dan menggenggam benda-benda.
c.       Tahap ketiga (8 bulan – 12 bulan)
Pada tahap ini perhatian bayi meluas kepada susunan stimulus yang lebih luas karena bayi sudah dapat merangkak, berpindah-pindah tempat (locomotion), serta mengeksplorasi hal-hal yang ada dibalik penghalangnya.




E.     Perkembangan Persepsi

Dalam psikologi Gibsonian, konsep eksplorasi sebagai aspek penting dari persepsi. Gibson menyamakan persepsi terhadap aktivitas, atau keterampilan aktif yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang lingkungan. Gibson mengatakan bahwa persepsi aktif, bukan pasif. Dalam hal ini eksplorasi, tidak hanya menerima eksplorasi gerakan mata, kepala, dan bahkan eksplorasi lokomotor dalam pemikiran mungkin sekitar semua sebagai sebuah pencarian untuk informasi lebih lanjut.
Secara tradisional, persepsi telah dianalisis dalam hal versus proksimal rangsangan distal. Artinya, foton distal merangsang fotoreseptor retina proksimal, pikiran menafsirkan informasi ini. Kerangka alternatif yang diusulkan Gibson berusaha untuk menganalisis stimulus yang merangsang organisme, bukan retina. Dengan demikian, psikologi Gibsonian berusaha untuk menjelaskan persepsi dalam hal suatu organisme aktif menjelajahi lingkungan dan mendapatkan informasi tentang kata lingkungan untuk tujuan evolusi, sebagai lawan menjadi responden pasif hanya terhadap rangsangan fisik memukul retina.
Lingkungan terdiri dari semacam reservoir stimulus mungkin bagi kedua persepsi dan tindakan, cahaya, panas, suara, gravitasi, dan kontak potensial dengan benda-benda yang mengelilingi individu lautan energi telah variabel pola dan urutan yang dapat didaftarkan oleh organ akal. Gibson mengusulkan bahwa perbedaan mendasar tidak antara tingkat yang berbeda atau bentuk stimulus dalam persepsi, melainkan antara mode aktivitas perilaku sukarela / persepsi versus stimulasi memaksakan.
Perbedaan berada di bekas rangsangan diperoleh oleh organisme aktif pada tingkat fungsional. Gibson yakin bahwa persepsi adalah cara dimana pengamat tetap berhubungan dengan hal-hal berharga sekitar mereka sehingga menyebabkan penolakan, bukan hanya dari behaviorisme, tetapi teori penyebab persepsi juga. Dia datang untuk mempertimbangkan persepsi kegiatan individu termotivasi, bukan hasil dari sebab-sebab fisik menimpa tubuh yang di dalamnya pikiran terjebak. 

Berikut ini akan dijelaskan perkembangan persepsi menurut Gibson, yaitu :
1.      The perception of the Visual World (Persepsi awal tentang Dunia Visual)
Persepsi ini menjelaskan tentang ide persepsi langsung dari lingkungan di sekitar kita. Gibson menentang respon psikologi ini, pertama-tama dengan menggunakan metodologi penelitian dualisme, dan kedua, dengan mengedalilkan kerangka teoritis untuk hasil penelitiannya. Dalam karya klasiknya, Persepsi Dunia Visual (1950), ia menolak teori behaviorisme dan pendekatan klasik dan orang lain yaitu persepsi untuk melihat berdasarkan karya eksperimental teorinya memelopori gagasan bahwa sampel pengamat informasi dari dunia visual luar menggunakan sistem perseptual aktif bukan pasif, dan menerima masukan melalui mereka indera dan kemudian memproses input ini untuk mendapatkan sebuah konstruksi dunia. Bagi Gibson, dunia itu berisi invarian informasi yang dapat diakses secara langsung ke sistem persepsi manusia dan hewan yang menyesuaikan diri untuk mengambil informasi ini melalui persepsi langsung.
Dalam hal persepsi visual, beberapa orang benar-benar dapat melihat perubahan persepsi dalam mata batin mereka. The esemplastic alam telah ditunjukkan oleh percobaan sebuah gambar ambigu memiliki beberapa interpretasi pada tingkat persepsi. Salah satu objek dapat menimbulkan banyak persepsi. Masalah ini berasal dari kenyataan bahwa manusia tidak dapat memahami informasi baru, tanpa kebiasaan yang melekat pada pengetahuan mereka sebelumnya. Dengan pengetahuan seseorang dapat  menciptakan realitas atau kebenaran, karena manusia hanya dapat memikirkan hal yang telah terbuka.
Ketika melihat obyek tanpa pemahaman, pikiran akan  mencoba untuk meraih sesuatu yang sudah dilihatnya. Hal itu paling erat hubungannya dengan pengalaman asing dari masa lalu kita, membentuk apa yang kita lihat, ketika kita melihat hal-hal yang tidak kita pahami. Ambiguitas persepsi tidak terbatas pada visi. Sebagai contoh, baru-baru ini menyentuh persepsi penelitian Robles De La Torre & Hayward 2001 menemukan bahwa kinesthesia berdasarkan persepsi haptic sangat bergantung pada kekuatan alami selama sentuh. Teori kognitif persepsi menganggap ada kemiskinan stimulus. Dengan mengacu pada persepsi klaim, sensasi datang dengan sendirinya, tidak mampu memberikan deskripsi yang unik di dunia. Sensasi membutuhkan peran model mental dari seseorang. 
2.      The Senses Considered as Perceptual System (Indra yang dianggap sebagai Sistem perceptual)
Persepsi isi menyajikan jenis yang ada di lingkungan sebagai asal persepsi. Selama seperempat abad ini, Gibson memuat tulisan yang signifikan banyak bersama dengan istrinya, Eleanor J. Gibson. Mereka menolak penjelasan persepsi melalui Behavioristik asumsi bahwa asosiasi stimulus­respons account untuk semua bentuk pembelajaran, termasuk pembelajaran persepsi. Mereka berpendapat bahwa belajar adalah persepsi yang melihat lebih banyak kualitas untuk membedakan stimulus di lingkungan, bahwa pandangan itu adalah akuisisi baru, lebih berbeda, ada tanggapan yang berkaitan dengan stimulus.
Gibson mempelajari persepsi yang terdiri dari 2 variabel, yaitu menanggapi rangsangan fisik yang sebelumnya tidak menanggapi. Serta belajar yang seharusnya selalu menjadi bahan perbaikan untuk berhubungan dekat dengan lingkungan. Gibson menyajikan teori persepsinya dalam The Senses Considered as Perceptual System (1966). Hal ini dimulai dengan seluruh organisme yang perseptor, ia dimulai dengan lingkungan yang akan dirasakan. Jadi, munculnya pertanyaan-pertanyaan tidak karena perseptor construct dunia dari input sesorik dan pengalaman masa lalu, melainkan informasi apa yang langsung tersedia di lingkungan ketika seseorang atau hewan berinteraksi dengannya.
Gibson menyarankan bahwa sistem persepsi yang peka terhadap invariants dan variabel dalam lingkungan secara aktif mencari melalui interaksi. Bagi Gibson, lingkungan berisi informasi yang obyektif, yang memungkinkan pengakuan atas sifat permukaan, benda. Kritis dengan model Gibson adalah persepsi yang merupakan proses aktif, melibatkan gerakan. Invariants inilah yang memungkinkan pengamat untuk melihat lingkungan dan objek di dalamnya, dan invariants ini adalah bagian dari lingkungan sehingga persepsi tidak hanya secara langsung tetapi pandangan dunia yang akurat.
Gibson menolak pendekatan tradisional yang secara alami, melainkan bahwa obyek persepsi dalam diri berarti makna tambahan melalui proses mental yang lebih tinggi seperti kognisi atau memori. Pendekatan Gibson sangat berbeda. Ia berargumen bahwa makna eksternal untuk perseptor terletak pada apa yang diamati oleh  lingkungan. 
3.      The Ecological Approach to Visual Perception (Pendekatan ekologis untuk Visual Persepsi)
Selama beberapa tahun terakhir, banyak peneliti perkembangan perseptual pada bayi yang dituntun oleh pandangan ekologi dari Eleanor dan James J. Gibson. Persepsi ini mencerminkan perkembangan pemikiran dan penekanan pada makna melalui interaksi antara persepsi dan tindakan, affordances lingkungan hidup. Gibson menggunakan pendekatan ekologi untuk persepsi, yang didasarkan pada interaksi antara pengamat dan lingkungan. Beliau menciptakan istilah affordance yang berarti kemungkinan interaktif dari suatu obyek atau lingkungan tertentu. Konsep ini telah banyak memberikan pengaruh dalam bidang desain dan ergonomis, serta bekerja dalam konteks interaksi antar manusia-mesin.
Gibson mengatakan bahwa kita tidak harus mengambil sebagian data dari sensasi dan membuat gambaran dalam pikiran kita. Untuk sistem perseptual kita dapat memilih dari informasi yang banyak disediakan oleh lingkungan. Menurut pandangan ekologi Gibson, kita secara langsung mempersepsikan informasi yang ada di dunia sekitar kita. Persepsi membuat kita memiliki hubungan dengan lingkungan untuk berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungan tersebut. Persepsi dibuat untuk tindakan. Persepsi memberi orang informasi tentang cara atau tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh seseorang dalam kehidupannya.
Persepsi ekologi pendekatan James J. Gibson menolak asumsi kemiskinan stimulus dengan menolak gagasan bahwa persepsi berbasis sensasi. Ia menyelidiki informasi apa yang sebenarnya disajikan kepada sistem persepsi. Dia dan para psikolog yang bekerja di dalam memikirkan bagaimana dunia bisa ditetapkan mengeksplorasi melalui proyeksi yang sah dari informasi tentang dunia. Spesifikasi merupakan pemetaan 1:1 dari beberapa aspek dunia ke dalam persepsi diberikan seperti pemetaan, pengayaan tidak diperlukan dan persepsi adalah persepsi langsung.
Salah satu eksperimen psikologi klasik menunjukkan waktu reaksi jawaban lebih lambat dan kurang akurat ketika setumpuk kartu bermain dibalik warna sesuai simbol untuk beberapa kartu (misalnya sekop merah dan hati hitam). Terdapat juga bukti bahwa otak dalam beberapa hal beroperasi pada sedikit  keterlambatan, untuk memungkinkan impuls saraf dari bagian tubuh yang jauh yang akan diintegrasikan ke dalam sinyal simultan.
Pemahaman ekologi persepsi yang berasal dari Gibson karya awal adalah persepsi in action, pengertian bahwa persepsi adalah properti syarat tindakan bernyawa. Tanpa persepsi tindakan akan berjalan, dan tanpa persepsi tindakan tidak akan bermanfaat. Animasi tindakan membutuhkan baik persepsi dan gerak, dan persepsi dan gerakan dapat digambarkan sebagai dua sisi mata uang yang sama, koin adalah tindakan. Gibson bekerja dari asumsi tersebut, bahwa entitas tunggal, yang ia sebut invarian, sudah ada di dunia nyata dan bahwa semua proses persepsi ini adalah untuk rumah di atas mereka.
Pandangan yang dikenal sebagai konstruktivisme (yang dimiliki oleh filsuf seperti Ernst von Glasersfeld ) menganggap penyesuaian terus-menerus persepsi dan tindakan untuk input eksternal sebagai tepat apa merupakan entitas, yang karenanya jauh dari invarian sedang. Glasersfeld menganggap sebuah invarian sebagai target yang harus ada dan kebutuhan pragmatis untuk memungkinkan suatu langkah awal pemahaman akan didirikan sebelum memperbarui bahwa pernyataan bertujuan untuk mencapai invarian tidak dan tidak perlu mewakili aktualitas. Teori konstruksionis sosial sehingga memungkinkan untuk penyesuaian evolusi yg diperlukan. 


1. Persepsi Bersifat Dugaan

                Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap lewat kelima indera kita.

           Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Kita harus mengisi ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu dan menyediakan informasi yang hilang
.
          Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu yang memungkinkan kita memperolah suatu makna lebih umum.

2. Persepsi Bersifat Evaluatif

           Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri kita yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang kita gunakan untuk memaknai objek persepsi. Dengan demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “persepsi pada dasarnya memiliki keadaan fisik dan psikologis individu, alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi”. Dengan ungkapan Carl Rogers, “individu bereaksi terhadap dunianya yang ia alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut, adalah realitas”.

3. Persepsi Bersifat Konstektual

         Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan juga persepsi kita.
Dalam mengorganisasikan suatu objek, yakni meletakkannya dalam suatu konteks tertentu, kita menggunakan prinsip-prinsip berikut:

a. Prinsip pertama. Stuktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapannya
.
b. Prinsip kedua. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek dan latar belakangnya


1. Persepsi Bersifat Dugaan
                Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap lewat kelima indera kita.

           Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Kita harus mengisi ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu dan menyediakan informasi yang hilang
.
          Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu yang memungkinkan kita memperolah suatu makna lebih umum.

2. Persepsi Bersifat Evaluatif

           Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri kita yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang kita gunakan untuk memaknai objek persepsi. Dengan demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “persepsi pada dasarnya memiliki keadaan fisik dan psikologis individu, alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi”. Dengan ungkapan Carl Rogers, “individu bereaksi terhadap dunianya yang ia alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut, adalah realitas”.

3. Persepsi Bersifat Konstektual

         Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan juga persepsi kita.
Dalam mengorganisasikan suatu objek, yakni meletakkannya dalam suatu konteks tertentu, kita menggunakan prinsip-prinsip berikut:

a. Prinsip pertama. Stuktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapannya
.
b. Prinsip kedua. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek dan latar belakangnya


F.     Persepsi Langsung

Gagasan di balik jarak adalah bahwa pengamat memperhatikan isyarat kritis. Sebagai contohnya, bahwa satu benda tampak lebih besar dari benda lain dan kemudian secara tidak sadar untuk menyimpulkan informasi jarak dari isyarat tersebut. Kesimpulan ke bawah sadar ini diperkenalkan oleh Helmotz pada tahun 1909. Walaupun hal ini masih terus menjadi gagasan penting dalam penelitian persepsi, beberapa ahli psikologi telah mencoba mencari pendekatan lain tentang persepsi kedalaman.
Gibson menyatakan bahwa kita tidak menyimpulkan kedalaman, tetapi hanya menghayatinya secara langsung. Untuk dapat memahami gagasan Gibson, akan sangat berguna jika kita membahas di mana orang biasanya mencari informasi tentang kedalaman. Gibson berpendapat, bahwa orang tidak mencari isyarat yang menonjol di udara, seperti ukuran relative, superposisi, dan ketinggian relative orang mencari informasi pada latar itu sendiri.


G.    Persepsi Kedalaman

Persepsi kedalaman menurut Gibson merupakan masalah penangkapan invariant tersebut secara tidak langsung. Jadi, kita tidak perlu memproses informasi yang diberikan oleh isyarat, kedalaman yang tersebar, tetapi kita dapat langsung menghayati informasi kedalaman yang diberikan oleh tekstur (Goldstein, 1989) Pengantar Psikologi perkembangan halaman 285-286-287. Eleanor Gibson dan Richard Walk (1960), menentukan bahwa sebagian besar bayi tidak akan merangkak ke arah kaca, yang mengindikasikan bahwa mereka memiliki persepsi kedalaman. Selain itu membangun sebuah miniatur jurang dengan turunan curam yang ditutupi kaca dalam laboratorium.
Mereka menempatkan bayi pada tepi jurang visual ini dan ibu mereka mereka membujuk mereka merangkak ke atas kaca. Kebanyakan bayi tidak mau merangkak ke atas kaca, melainkan memilih tetap berada di tempat yang rata, mengindikasikan bahwa mereka dapat mempersepsikan kedalaman. Bayi yang berumur 6-12 bulan dalam eksperimen jurang visual yang luas. Bayi mengembangkan kemampuan untuk menggunakan tanda-tanda binokuler terhadap kedalaman di dekitar usia 3 atau 4 bulan.
Bayi umur 2-4 bulan menunjukkan perbedaan detak jantung ketika mereka ditempatkan secara langsung pada sisi yang turun dari jurang visual dibandingkan dengan sisi yang rata. Dengan perbedaan ini dapat berarti bahwa bayi bereaksi terhadap beberapa karakteristik visual dari jurang turun dan jurang rata, tanpa pengetahuan aktual mengenai kedalaman.
Pada umur 3 atau 4 tahun anak menjadi semakin efisien dalam mendeteksi batasan antar warna misalnya, merah dan oranye. Ketika mereka berusia sekitar 3 atau 4 tahun , kebanyakan otot mata anak cukup berkembang untuk digerakkan secara efisien mengikuti serangkaian huruf. Banyak anak prasekolah menderita rabun dekat, tidak dapat melihat jauh. Meskipun mereka baru memasuki kelas 1 sekolah dasar, sebagian besar anak memfokuskan mata mereka dan mempertahankan perhatian mereka secara efektif pada benda dekat.
Tanda-tanda masalah penglihatan pada anak meliputi menggosok-gosok mata, kedipan mata yang berlebihan, menyipitkan mata, terlihat terganggu ketika memainkan permainan yang memerlukan penglihatan jauh yang baik, menutup satu mata, dan menundukkan atau memajukan kepala ketika melihat sesuatu.


H.    Pemasangan Perseptual –Motorik

Perbedaan antara persepsi dan melakukan telah menjadi tradisi lama yang dihormati dalam psikologi. Meskipun demikian, sejumlah ahli dalam perkembangan perseptual dan motorik mempertanyakan apakah perbedaan ini masuk akal. Fokus penelitian utama dalam pendekatan sistem dinamik Esther Thelen adalah untuk menjelajahi bagaimana orang merakit perilaku motorik untu berpersepsi dan bertindak.
Tema utama dalam pendekatan ekologi dari Eleanor dan James J Gibson adalah untuk menemukan bahwa persepsi menuntun tindakan. Tindakan dapat menuntun persepsi, dan persepsi dapat menuntun tindakan. Hanya dengan menggerakkan mata, kepala, tangan, dan lengan atau dengan bergerak dari satu ke tempat lain, seseorang dapat secara penuh merasakan lingkungannya dan belajar bagaimana beradaptasi terhadapnya. Persepsi dan tindakan dipasangkan. 


I.       Affordances

Gibson mendefinisikan affordance sebagai kualitas objek, atau lingkungan, yang memungkinkan seorang individu untuk melakukan tindakan. Gibson awalnya memperkenalkan istilah dalam artikelnya pada tahun 1977, dengan Teori affordances, dan menjelajahinya lebih lengkap dalam bukunya, The Ecological Approach to Visual Perception.
The affordances lingkungan hidup adalah apapun benda yang tersedia pada lingkungan yang baik ataupun buruk. Gibson bermaksud dengan sesuatu yang merujuk pada lingkungan dan hewan dengan cara yang tidak ada istilah tidak ada.
Affordances adalah kemungkinan tindakan laten di lingkungan, objektif terukur, dan independen dari kemampuan individu untuk mengenali mereka, tetapi dalam hubungan dengan aktor dan karena itu bergantung pada kemampuan mereka. Tata letak yang berbeda mampu perilaku yang berbeda untuk binatang yang berbeda, dan pertemuan mekanis yang berbeda (Gibson 1979, 128). Jadi, objek yang berbeda mampu kesempatan yang berbeda untuk jenis permukaan yang berbeda mungkin menawarkan dukungan untuk laba-laba, tetapi bukan-gajah serta dalam suatu spesies, seperti yang affords duduk untuk anak tidak dapat melakukannya untuk orang dewasa, dan sebaliknya.
Teori Gibson tentang affordances sangat sulit untuk diterima atau dipahami. Berdasarkan persepsi system daripada indera sudah sulit bagi orang lain yang memahaminya. Gibson mencoba untuk membuktikan bahwa sistem perseptual sangat berbeda dari rasa, satu yang sedang aktif dan pasif lainnya. Orang-orang berkata, apa yang saya maksud dengan arti merupakan pengertian aktif syaraf. Itu bukan apa yang saya dimaksud dengan sistem perseptual kegiatan mencari, mendengarkan, menyentuh, merasakan, atau mencium. Apakah affordance dari kursi (duduk) yaitu suatu properti dari kursi, atau dari orang yang duduk di atasnya atau yang memandang sebagai sesuatu yang mungkin untuk duduk di atas, atau sesuatu yang lain? Suatu orang yang berinteraksi dengan sebuah properti yang berinteraksi dengan milik agen sedemikian rupa sehingga suatu kegiatan dapat didukung. Karakteristik obyek dan pengaturan dalam lingkungan yang mendukung kontribusi mereka untuk kegiatan interaktif. Pada lingkungan affords tersedia potensi tindakan banyak pengamat aktif. Bagi Gibson, affordance yang berada di luar pengamat adalah di lingkungan, yang berpotensi karena tergantung pada hubungan antara lingkungan dan pengamat aktif.



















DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                                                       
Gibson, RS., 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press:
New York.
Marcella Joyce,Laurens.2004. Aristektur dan Perilaku Manusia. PT Grasindo: Jakarta.
Naisaban, Ladislaus. 2009. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya. PT Grasindo: Jakarta.
Indrisari & Irmy Dyah. 2011. Perkembangan Perseptual Gibson. http://cinthamymy.wordpress.com/2011/ 12/31/perkembangan-perseptual-gibson/ (diakses tanggal 20 Juni 2012).
Ulama,Satkar.2010.AnalisisPersepsidalamKomunikasi.http://satkarulama.webs.com/apps/blog/show/3573448 (diakses tanggal 20 Juni 2012).
malamtadi.wordpress.com /(diakses tanggal 20 Juni 2012).

Tidak ada komentar:

>