Sabtu, 12 Januari 2013

Keikhlasan Membawa Kebahagiaan

Oleh: Tusiyati
       
Suatu hari ada seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dia bernama Apria dia anak pertama dari empat bersaudara. Saat duduk di bangku SD dia sudah mulai bekerja untuk membantu kedua orangtuanya. Setiap pulang sekolah belum sempat beristirahat, dia sudah di panggil oleh ibunya untuk membantu mengambil rumput. Dia menghadapi itu semua dengan ikhlas dan kesabaran. Begitu kasihan apria,  masih kecil sudah harus ikut banting tulang demi keluarganya itu.

      Suatu ketika Apria lulus dari Sekolah Dasar, dia mendapat peringkat satu di sekolahnya. Apria merupakan anak yang berprestasi di sekolahnya karena dia selalu mendapat  peringkat di kelasnya. Sungguh malang anak ini keinginannya untuk melanjutkan ke sekolah selanjutnya tidak tercapai karena keadaan ekonomi orang tuanya. Setelah beberapa hari dari kelulusan Apria, datang seorang guru kemudian guru tersebut menawarkan kepada Orang tua Apria ingin membiayai sekolah apria..
      Seketika apria bahagia karena mendengar hal tersebut apria merasa ada kesempatan untuk dia melanjutkan ke SMP. Tetapi sangat di sayangkan ternyata kebaikan guru apria di tolak oleh kedua orang tuanya. Dengan alas an tidak ada yang membantu ayahnya untuk mencari uang. Orang tua apria lebih memilih anaknya untuk membantu pekerjaannya.
     Anak tersebut begitu malang karena cita-citanya untuk menjadi seorang guru tidak terwujud. Apria hanya bisa menangis dan berdoa semoga suatu saat ada keajaiban datang kepadanya. Apria sangat iklas dan sabar menghadapi kehidupannya itu. Ibu apria terkenal dengan orang yang galak. Ibunya selalu memarahi apria apabila dai tidak bekerja dengan benar dan tidak sesuai dengan yang diperintahkan oleh ibunya.
      Apria tak pernah tau apa maksud dari ibunya itu, tapi dia selalu berpikiran baik terhadap ibunya. Mungkin semua yang dilakukan oleh ibunya itu  agar apria menjadi anak  yang rajin dan tidak malas-malasan. Apria masih sangat kecil untuk menerima perlakuan ibunya tersebut, kadang dia merasa tertekan dengan Ibunya.  Seharusnya apria menikmati sekolah di SMP bersama dengan teman-temannya. Sempat terfikir di benak apria “mengapa yang selalu di marahin dan di suruh-suruh untuk bekerja hanya apria sedangkan ketiga adiknya  begitu di manja”.
      Apria bertekat untuk ikut tetangganya bekerja di Jakarta walaupun umur apria baru 12 tahun. Anak tersebut bekerja sebagai bantu-bantu di Jakarta tapi karna keikhlasan dan kebaikan anak tersebut dalam bekerja, dia begitu disayang oleh majikannya bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri. Karena kebaiikannya itu akhirnya apria disekolahkan oleh majikannya. Dan apria merasa seperti diberi keajaiban oleh allah. Dua tahun kemudian  dia pulang ke rumah orang tuanya tapi tidak jauh berbeda dirumahnya hanya ada teriakan-teriakan dan omelan dari orang tuanya.
     Apria hanya bisa menangis dan berharap agar ibunya menyayanginya seperti menyayangi adik-adiknya. Setelah liburan selesai apria kembali ke Jakarta untuk sekolah dan bekerja. Setelah lulus SMP dia  melanjutkan lagi ke SMA dengan dibiayai oleh majikannya itu. Saat SMA dia mulai mengenal sosok seorang laki-laki, tetapi mereka hanya sekedar sahabat. Dan pada suatu ketika saat dia berada di bangku kelas 3 SMA, dia diajak kepasar oleh majikannya di jalan dia bertemu dengan seorang cowok yang lumayan ganteng.
      Kemudian cowok itu mengajak si apria untuk berkenalan, dia bernama Brian. Setelah beberapa waktu mereka kenal hubungan merekapun semakin dekat. Yaaa bisa dibilang pacaran..!!! Brian tidak pernah berbicara tentang keluarganya kepada apria, dia hanya bilang kalau dia berasal dari keluarga yang sederhana. Setelah lulus SMA Apria pulang ke rumahnya dengan Brian. Sesampai di rumah kedua orang tuanya bertanya
      Ibu Apria: nak siapa itu?
      Apria : Teman bu!
      Setelah beberapa hari di rumah, Apria meminta izin kepada ibunya ingin kejakarta lagi mencari kerja. Ibunyapun mengizinkan apria pergi ke Jakarta lagi. Apria masih belum merasakan kasih saying ibunya seutuhnya, walaupun ibunya sudah sedikit perhatian ke apria.
      Sekarang Brian sudah menjadi seorang polisi. Dan Apria masih menjadi karyawan pabrik sambil kuliah. Akhirnya Brian menceritakan semua asal usul keluarganya itu. Ternyata Brian dari keluarga yang terpandan bukan dari keluarga yang sederhana seperti yang diceritakannya waktu SMA. Apria dikenalkan dengan orang tua Brian, kedua orang tuanya sangat menyukai Apria karena kesopanan gan kebaikannya itu. Keluarga Brian tidak pernah memandang Apria dari keluarga yang seperti apa  mau dia miskin, kaya itu semua tidak jadi ukuran. Akhirnya ibu Apria sadar atas tingkahlakunya terhadap Apria sewaktu dia masih kecil. Apria sangat senang saat bertemu dengan ibunya yang sudah mau menyayangi Apria seperti menyayangi adik-adiknya. Apria menangis sambil memeluk ibunya, ibu Apriapun ikut menangais.
      Apria sangat bersyukur kepada Allah karena semua doa-doanya sudah dikabulkan. Akhirnya Apria selesai kuliah dan di wisuda. Setelah wisuda Apria dan Brianpun menikah. Berapa beruntungnya apria mendapatkan Brian yaitu sosok lelaki yang baik, kaya, ganteng dan sukses. Mungkin itu semua nikmat dari Allah yang diberikan kepada apria karena apria sudah menjadi anak yang berbakti dan sholehah. Akhirnya Apria hidup bahagia dengan Brian di tengah-tengah keluarga Brian dan Apria. Cita-cita Apriapun terwujud yaitu menjadi seorang guru, bahkan dia menjadi guru yang terkenal.

Tidak ada komentar:

>