Suatu hari ada seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dia bernama Apria dia anak pertama dari empat bersaudara. Saat duduk di bangku SD dia sudah mulai bekerja untuk membantu kedua orangtuanya. Setiap pulang sekolah belum sempat beristirahat, dia sudah di panggil oleh ibunya untuk membantu mengambil rumput. Dia menghadapi itu semua dengan ikhlas dan kesabaran. Begitu kasihan apria, masih kecil sudah harus ikut banting tulang demi keluarganya itu.
Suatu
ketika Apria lulus dari Sekolah Dasar, dia mendapat peringkat satu di sekolahnya.
Apria merupakan anak yang berprestasi di sekolahnya karena dia selalu
mendapat peringkat di kelasnya. Sungguh
malang anak ini keinginannya untuk melanjutkan ke sekolah selanjutnya tidak tercapai
karena keadaan ekonomi orang tuanya. Setelah beberapa hari dari kelulusan
Apria, datang seorang guru kemudian guru tersebut menawarkan kepada Orang tua
Apria ingin membiayai sekolah apria..
Seketika
apria bahagia karena mendengar hal tersebut apria merasa ada kesempatan untuk
dia melanjutkan ke SMP. Tetapi sangat di sayangkan ternyata kebaikan guru apria
di tolak oleh kedua orang tuanya. Dengan alas an tidak ada yang membantu
ayahnya untuk mencari uang. Orang tua apria lebih memilih anaknya untuk
membantu pekerjaannya.
Anak
tersebut begitu malang karena cita-citanya untuk menjadi seorang guru tidak
terwujud. Apria hanya bisa menangis dan berdoa semoga suatu saat ada keajaiban
datang kepadanya. Apria sangat iklas dan sabar menghadapi kehidupannya itu. Ibu
apria terkenal dengan orang yang galak. Ibunya selalu memarahi apria apabila
dai tidak bekerja dengan benar dan tidak sesuai dengan yang diperintahkan oleh
ibunya.
Apria
tak pernah tau apa maksud dari ibunya itu, tapi dia selalu berpikiran baik
terhadap ibunya. Mungkin semua yang dilakukan oleh ibunya itu agar apria menjadi anak yang rajin dan tidak malas-malasan. Apria
masih sangat kecil untuk menerima perlakuan ibunya tersebut, kadang dia merasa
tertekan dengan Ibunya. Seharusnya apria
menikmati sekolah di SMP bersama dengan teman-temannya. Sempat terfikir di
benak apria “mengapa yang selalu di marahin dan di suruh-suruh untuk bekerja
hanya apria sedangkan ketiga adiknya
begitu di manja”.
Apria
bertekat untuk ikut tetangganya bekerja di Jakarta walaupun umur apria baru 12
tahun. Anak tersebut bekerja sebagai bantu-bantu di Jakarta tapi karna
keikhlasan dan kebaikan anak tersebut dalam bekerja, dia begitu disayang oleh
majikannya bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri. Karena kebaiikannya itu
akhirnya apria disekolahkan oleh majikannya. Dan apria merasa seperti diberi
keajaiban oleh allah. Dua tahun kemudian
dia pulang ke rumah orang tuanya tapi tidak jauh berbeda dirumahnya
hanya ada teriakan-teriakan dan omelan dari orang tuanya.
Apria hanya
bisa menangis dan berharap agar ibunya menyayanginya seperti menyayangi
adik-adiknya. Setelah liburan selesai apria kembali ke Jakarta untuk sekolah
dan bekerja. Setelah lulus SMP dia
melanjutkan lagi ke SMA dengan dibiayai oleh majikannya itu. Saat SMA
dia mulai mengenal sosok seorang laki-laki, tetapi mereka hanya sekedar
sahabat. Dan pada suatu ketika saat dia berada di bangku kelas 3 SMA, dia
diajak kepasar oleh majikannya di jalan dia bertemu dengan seorang cowok yang
lumayan ganteng.
Kemudian
cowok itu mengajak si apria untuk berkenalan, dia bernama Brian. Setelah
beberapa waktu mereka kenal hubungan merekapun semakin dekat. Yaaa bisa
dibilang pacaran..!!! Brian tidak pernah berbicara tentang keluarganya kepada
apria, dia hanya bilang kalau dia berasal dari keluarga yang sederhana. Setelah
lulus SMA Apria pulang ke rumahnya dengan Brian. Sesampai di rumah kedua orang
tuanya bertanya
Ibu
Apria: nak siapa itu?
Apria :
Teman bu!
Setelah
beberapa hari di rumah, Apria meminta izin kepada ibunya ingin kejakarta lagi
mencari kerja. Ibunyapun mengizinkan apria pergi ke Jakarta lagi. Apria masih
belum merasakan kasih saying ibunya seutuhnya, walaupun ibunya sudah sedikit perhatian
ke apria.
Sekarang
Brian sudah menjadi seorang polisi. Dan Apria masih menjadi karyawan pabrik
sambil kuliah. Akhirnya Brian menceritakan semua asal usul keluarganya itu. Ternyata
Brian dari keluarga yang terpandan bukan dari keluarga yang sederhana seperti
yang diceritakannya waktu SMA. Apria dikenalkan dengan orang tua Brian, kedua
orang tuanya sangat menyukai Apria karena kesopanan gan kebaikannya itu. Keluarga
Brian tidak pernah memandang Apria dari keluarga yang seperti apa mau dia miskin, kaya itu semua tidak jadi
ukuran. Akhirnya ibu Apria sadar atas tingkahlakunya terhadap Apria sewaktu dia
masih kecil. Apria sangat senang saat bertemu dengan ibunya yang sudah mau
menyayangi Apria seperti menyayangi adik-adiknya. Apria menangis sambil memeluk
ibunya, ibu Apriapun ikut menangais.
Apria
sangat bersyukur kepada Allah karena semua doa-doanya sudah dikabulkan. Akhirnya
Apria selesai kuliah dan di wisuda. Setelah wisuda Apria dan Brianpun menikah. Berapa
beruntungnya apria mendapatkan Brian yaitu sosok lelaki yang baik, kaya,
ganteng dan sukses. Mungkin itu semua nikmat dari Allah yang diberikan kepada
apria karena apria sudah menjadi anak yang berbakti dan sholehah. Akhirnya Apria
hidup bahagia dengan Brian di tengah-tengah keluarga Brian dan Apria. Cita-cita
Apriapun terwujud yaitu menjadi seorang guru, bahkan dia menjadi guru yang
terkenal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar