Rabu, 09 Januari 2013

TUGAS KAJIAN SASTRA ANAK



Kajian sastra anakterhadap beberapa unsure yaitu:
1.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap perkembangan emosional
      Emosional berkaitan dengan kematangan psikis seseorang, seseorang memiliki emosional yang matang apabila anak tersebut sudah mampu mengendalikan dirinya dan dapat menempatkan dirinya dalam posisi yang tepat.
      Dalam cerita detektif cilik ini anak dianggap sudah memiliki emosional yang matang sehingga anak mampu mengendalikan emosinya dalam menangani sebuah masalah yang ada dalam lingkungan masyarakat. Hal ini dapat dilihat bagaimana si asep menyelidiki perampokan yang akhir-akhir ini terjadi di kompleknya.walaupun asep tergolong masih anak-anak tetapi ia mampu membuktikan suatu kebenaran dan mampu menyelesaikan suatu masalah yang tidak seharusnya ditangani oleh anak kecil. Disini anak menunjukan kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya. Dari cerita tersebut anak jadi mampu untuk mengontrol emosinya untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga masalah tersebut bisa teratasi.
2.      Konstribusi anak tersebut terhadap perkembangan intelektual
      Intelektual berhubungan dengan kecerdasan seseorang.seseorang yang cerdas bisa menggunakan akalnya untuk berfikir kea rah yang lebih maju atau dapat berfikir ke depan. Cerita detektif ini menceritakan seorang anak yang memiliki kecerdasan  serta dapat berfikir kritis, sehingga anak dapat menggunakan tak tiknya untuk menyelesaikan suatu masalah. Dari cerita tersebut dapat dijadikan contoh apabila kita ingin memecahkan masalah kita harus dapat berfikir kritis agar masalah tersebut dapat terpecahkan dengan baik.
3.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap perkembangan imajinasi
      Dari cerita detektif ini anak dapat merasakan sesuatu yang baru sehinnga apa yang difikirkan masuk dalam dunia imajinasinya, secara tidak langsung anak dapat merespon dan membayangkan semua isi dari carita detektif tersebut. Dalam cerita detektif ini diceritakan bagaimana seorang anak dapat menyelidiki dan mengungkap suatu kejahatan yaitu perampokan yang terjadi di kompleknya. Cerita tersebut dapat mengembangkan imajinasinya yaitu dengan cara anak membayangkan apa yang dialami oleh tokoh dalam cerita tersebut.
4.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap pertumbuhan rasa sosial
      Dalam cerita detektif ini dijelaskan bahwa anak sangat peduli dengan lingkungannya, sehinnga anak tersebut berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa rasa sosial anak terhadap lingkungannya begitu besar. Dibuktikan saat anak tersebut menyelidiki perampokan yang  terjadi di rumah Bu Intan demi mengungkap suatu kehjahatan yang meresahkan mesyrakat.
     Dengan membaca cerita tersebut anak bisa menumbuhkan rasa sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Sehingga anak dapat menjalankan perannya dan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya.
5.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap pertumbuhan rasa etis dan religious
     Dalam cerita ini rasaetis dan religious dicerminkan oleh tokoh utama yaitu asep. Asep adalah anak yang baik disaat adiknya ketakutan karena mimpi buruk, asep sebagai kakak mengingatkan adiknya agar membaca doa dulu sebelum tidur. Dengan hal tersebu menunjukkan bahwa anak tersebut selalu mengingat Alloh. Selain itu disaat asep ingin menyelidiki perampokan yang terjadi di kompleknya ia mengerjakan PR dan setelah itu asep pamit kepada ibunya, sikap anak tersebu sudah menunjukkan rasa etis kepada orang tuanya.
     Dengan membaca karya sastra ini anak dapat menerapkan bagaimana bertingkah laku dengan rasaetis dan religius. Anak menjadi termotivasi dengan cerita tersebut sehingga anak dapat bersopan santun terhadap orang yang lebih tua baik itu orang tuanya sendiri maupun orang lain. Selain itu tertanamdi dalam diri anak untuk selalu berdoa dan mengingat tuhannya dimanapun dan kapanpun, serta dalam situasi apapun.
6.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap eksplorasi dan penemuan
     Dalam cerita ini diceritakan bahwa si anak dalam mengungkap suatu masalah melalui penyelidikan. Dan dengan penyelidikan tersebut secara diam-diam anak tersebut mencari bukti-bukti yang kuat untuk diserahkan kepada polisi sehingga masalah tersebut dapat di tindak lanjuti oleh pihak yang berwenang.
      Dengan membaca karya sastra ini anak dapat menerima pelajaran-pelajaran baru misalnya anak menjadi tahu bagaimana cara untuk mengungkap suatu kejahatan, secara tidak langsung si anak masih membutuhkan pertolongan orang lain. Yaitu dari pihak polisi yang bekerja sama dengan keluarga Asep. Jadi pada dasarnya kerja sama sangat penting untuk menyelesaikan suatu masalah.
7.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap perkembangan bahasa
     Cerita ini menggunakan bahasa yang sederhana mudah untuk dipahami. Dengan bahasa yang sederhana pembaca bisa menerima pesan yang disampaikan oleh penulis. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan  dapat dinyatakan melalui tulisan dan lisan dengan gambar atau lukisan. Hal tersebut dapat membantu anak untuk mengenal dan menguasai bahasa mulai dari perbendaharaan kata. Dengan membaca cerita ini anak menjadi lebih menguasai bahasa. Sehingga anak dapat menggunakan  bahasa yang baikdalam kehidupan sehari-harinya.
8.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap pengembangan nilai keindahan
     Sastra yang didalamnya mengandung unsur keindahan akan mengundang minat pembaca untuk membaca dan mendalaminya. Cerita ini menggunakan gambar sehinggah menambah tampilan dari cerita tersebut. Dan jalan ceritanya yang tidak bertele-tele sehingga jalan ceritanya enak untuk di ikuti. Bahasa yang disajikan tidak terlalu formal membuat pembaca tidak bosan dan jenuh karena pembaca akan merasa lebih senang apabila isi ceritannya tidak monoton.
      Anak lebih mudah dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh penulis sehingga anak tidak cepat bosan. Anak juga jadi mengetahui  ternyata nilai keindahan dalam suatu karya sastra itu sangat penting.
9.      Konstribusi sastra anak tersebut terhadap penanaman wawasan multicultural
      Multicultural merupakan suatu kebudayaan. Dalam cerita ini mengembangkan kebudayaan yaitu saat si asep ingin menolong lingkungan sekitarnya dari perampokan dan dalam menyelesaikan masalah tersebutperlu adanya kerja sama. Secara kebudayaan tindakan tersebut termasuk kebudayaan Indonesia yang sejak dulu sudah ada. Dengan membaca cerita ini anak mampu menerapkan kebudayaan yang ada di Indonesia diantaranya yaitu kebudayaan untuk saling tolong menolong antar sesame, selain itu anak menjadi bertambah wawasan bahwa kerja sama juga merupakan suatu kebudayaan.
10.  Konstribusi sastra anak tersebut terhadap penanaman kebiasaan membaca
      Dalam cerita ini terdapat bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Dalam pengamasannya juga menarik sehingga tidak membuat anak bosan. Dengan hal tersebut diharapkan anak tertarik dan dengan ketertarikan tersebut dapat membuat anak menjadi hobi membaca sehingga tertanam kebiasaan membaca dalam diri anak.
                                                                                           
                                                                                                          
DETEKTIF CILIK
                                                Oleh Lilla Yogi Sumbara
Erangan menyeramkan membangunkan asep. Dengan mata terkantuk-kantuk, ia mencoba mencari sumber suara itu. “Aaaarghh…tidak…pergi kau…!!” Asep kaget mendengar suara itu. Cepat-cepat ia menyalahkan lampu kamar. Ternyata erangan yang meyeramkan itu berasal dari tempat tidur Deden. Rupanya deden sedang bermimpi. Tempat tidur deden terletak di sebelah tempat tidur Asep. “hey,Den! Kalau mimpi jangan berisik dong. Kakak tidak bias tidur nih! Besok kakak harus bangun pagi.”
            Deden terbangun. “kak, tdi aku mimpi diculik sekawanan perampok. Aku ketakutan.” “itu Cuma mimpi, den. Makanya, sebelum tidur, baca doa dulu. Biar mimpimu bagus. Sudah ah, kakak mau tidur lagi.”
Belum sempat asep memejamkan mata, tiba-tiba ia dikagetkan kembali dengan suara-suara gaduh dari luar kamarnya. Asep mengintip keluar jendela kamarnya. Ia melihat sekelebatan bayangan hitam. Namun saat ia melihat sekali lagi, bayangan itu sudah tidak ada. Ah, mungkin aku salah lihat. Pikirnya. Asep akhirnya tertidur kembali. Keesokan paginya, saat sarapan, asep menceritakan sekelebetan bayangan yang mengganggu tidurnya. “ mungkin hantuuu…,” jawab adiknya.
“sudah, sudah… mungkin itu hanya ranting pohon yang goyang tertiup angin. Ayo, lekas berangkat ke sekolah.nanti ayah terlambat masuk kantor,” timpah ayah.
“nanti malam aku akan menyelidikinya,” piker asep.
Sepulang sekolah, asep membeli kue kesukaannya di warung Bi Minah. Di warung itu, terdengar suara rebut ibu-ibu yang mengobrol. Ternyata mereka sedang membicarakan  rumah Bu Intan yang tadi malam kemalinggan. Asep teringat, Bu Intan adalah tetangga barunya. Suaminya bernama Pak Radi. Rumah mereka hanya terhalang lima rumah. Tanpa lama-lama, Asep membayar kuenya dan pulang ke rumah. Setiba di rumah, Asep berteriak memanggil ibunya.
“Bu, Ibu….! Rumah Bu Intan tadi malam kemalingan, ya? Mungkin bayangan yang semalam kulihat itu, bayangan perampoknya, Bu.”
“Menurut kabar yang Ibu dengar sih iya, sep. Tidak ada korban. Hanya beberapa perhiasan dan uang yang dirampok. Ini perampokan yang ketiga di kompleks kita.”
Setelah selesai makan dan mengerjakan PR, Asep pamit pada ibunya. Asep berniat menyelidiki perampokan di rumah Bu Intan.
Setiba di rumah Bu Intan, suasana terlihat sepi. Tiba-tiba, Asep mendengar dua orang sedang bercakap dengan suara pelan. Asep tidak bias mengintip karena tempat merek agak terhalang tembok.
 
“ Rencana kita berhasil, Tan. Sekarang, tinggal rumah Bu Lilla sasaran kita berikutnya. Kita tetap masih harus berpura-pura sedih kalau kita sudah kemalingan.”
“Siiip… orang-orang di komplek ini mudah saja dibohongi.”
Hah!  Apakah itu suara Bu Intan dan Pak Radi? KOk, mereka tidak terdengar seperti suami istri? Seperti berbicara pada teman­­­­. Apa maksud mereka dengan “sekarang tinggal rumah Bu Lilla?” Itu kan nama ibuku, rumahku. Apa jangan-jangan mereka… Jantung Asep berdebar memikirkan dugaannya.
Malam pun tiba. Setelah semuanya tidur, Asep mengendap-endap keluar kamarnya dan mengambil senter. Tidak lupa membawa tape recorder untuk merrekam, jika dugaannya benar.
Setelah tiba di belakang rumah Bu Intan, Asep berhati-hati agar tidak mengeluarkan bunyi gaduh. Ternyata dugaan Asep benar. Ada suara beberapa orang sedang berdiskusi. Aseptidak lupa merekam dengan tape recorder-nya. Mereka terdengar akan merampok rumah Bu Lilla.
Setiba di rumahnya kembali, Asep segera membangunkan ibu bapaknya. Ia memberikan tape recorder-nya. Ayah menyalahkannya dan mendengarkan rekaman percakapan orang-orang itu.
“Darimana kamu mendapatkan ini?”
“Maaf, Yah. Tadi Asep keluar rumah diam-diam. Soalnya kalau asep bilang, pasti tidak diizinkan.
Maaf.”
“ kalau begitu, kita harus cepat-cepat telepon polisi sebelum mereka dating. Tapi jangan rebut. Kita sergap mereka begitu mesuk.” Beberapa saat kemudian…
Polisi dating tanpa menarik perhatian tetangga lain dan tanpa membunyikan sirine. Mereka bersembunyi di balik gorden dan di balik semak di depan rumah.
Sesaat kemudian,empat perampok bertopeng asuk ke  rumah. Ayah menyalahkan lampu. Para perampok itu kaget. Mereka langsung lari. Namun mereka dihadang oleh polisi yang sembunyi di balik semak.
Akhirnya merekapun tertangkap basah. Waktu topeng mereka dibuka, ternyata mereka adalah Pak Radi, Bu Intan, dan kedua teman mereka. Semuanya tertunduk malu, tidak berkata apa-apa.akhirnya mereka dibawa ke kantor polisi.
“Terima kasih atas kerjasamanya, Pak. Kalau kami tidak diberitahu, mungkin perampok amatir ini akan merajalela,” kata Pak Polisi sambil menjabat tangan Ayah.
“ Sebenarnya, kalau tidak ada detektif cilik ini, semuanya tidak akan terbongkar,” kata Ayah sambil melirik ke Arah Asep. “Tapi lain kali, kalau mau keluar malam, bilang dulu ya.”
Mereka semua pun tertawa.
Di ambil dari: Majalah Bobo


Tidak ada komentar:

>